Salah
seorang mahasiswa di UIN Alauddin Makassar memiliki prinsip hidup “Lebih
Baik Menyalakan Lilin Daripada Mengutuk Kegelapan Dan Lebih Baik Menyalakan
Lilin Daripada Menyanjung Terang”. Prinip tersebut terbentuk karena
sekitarnya yang ia amati begitu sangat banyak yang pesimis dan arogan terhadap
pengetahuannya. Yach prinsip tersebut sebagai bahan untuk melawan keduanya.
Yang pesimis dilawan dengan keoptimisan dan yang arogan dilawan dengan
kesederhanaan. Kedua hal tersebut dilihat dari sudut pandang kemampuan.
Ya…
kemampuan… oh iya mahasiswa tersebut adalah Busman Arifin, yaaa saya sendiri.
Terlepas
dari interpretasi teman-teman terhadap lilin dan ciri-cirinya secara filosofis
(otak kiri banget sih yang dominan, sekali-kali pake yang kanan dong, lebih IMAJINATIF
and lebih BERKUALITAS), tapi yang jelasnya makna lilin bagi penulis
adalah tolak ukur kemampuan. Saya harus akui bahwa makna lilin secara filosofis
itu lemah karena akan redup dan mati, yaaaa kalau kalian masih memaknai lilin
itu seperti demikian, Okelah lebih baik menjadi cahaya dari pada redup dan
terang.
Lantas
dengan apa kemampuan itu bisa diukur?(bukan dengan meteran ya… ok..?)
Dengan
membaca,,, yaaa hanya dengan membaca..
Pernahkah
kalian membuka Qur’an surah AL ALAQ?
Coba
kalian simak baik-baik ayat demi ayat serta keterhubungan antar ayat tersebut…!
Kalian akan menemukan bahwa pemikiran orang lain bisa di ukur dari
perbuatannya, karena ucapan merupakan hasil yang keluar dari pemikiran (baca
komunikasi). Sangat jelas bahwa yang mengajari kita adalah Tuhan sendiri dengan
bimbingan kalamnya. Dengan kalamnya manusia mengetahui apa yang tidak diketahui
sebelumnya, sehingga mengetahui rahasia Ilahi. Dengan kalamnya Tuhan memiliki
perpanjangan tangan yakni Rasulullah, Rasulullah pun memiliki perpanjangan
tangan yakni orang-orang yang ahli.
Pernahkah
kalian membaca atau mendengar pesan dari plato, ia mengatakan kira-kira
redaksinya seperti ini “gunakanlah waktu luangmu untuk membaca pemikiran orang
lain, karena dengan itu kalian mudah mendapatkan kebijaksanaan yang bersusah
payah ia dapatkan. Waktu saya membaca pesan plato di sampul buku berfikir
seperti filosof ini, saya sendiri membuat kata-kata bijak yakni “Mendahulukan
Pemikiran Itu Penting, Asalkan Kita Mampu Bijak Dengan Pemikiran Orang Lain
Karena Pemikiran Orang Lain Itu Memudahkan Kita Menemukan Kebijakan”.
Sedikit saya bercerita kepada kalian –menyangkut pesan plato ini– kisah nyata
yang saya alami ketika teman saya dikampung memberitahukan kepada saya rumus
permainan catur agar bisa memakan semua pion dengan hanya menggunakan kuda.
Yang ituuuuuuuu… hanya sebagian saja mejanya. Nah pada saat itu ketika saya
mencoba apa yang diberitahukan kepada saya dan berhasil, sejenak saya bercanda
kepada teman saya ini. Saya bertanya kepada dia “apakah berbeda hasil yang kau
dapatkan dengan hasil yang saya dapatkan?” sejenak ia diam dan menanggapi
serius pertanyaan itu. Akhirnya ia menjawab pertanyaan itu dengan keheranan
yang tidak saya mengerti(secara saya hanya bercanda) iya, yach.. sama! Sayapun
membalas dengan cepat… iya nassami sama, kamu berhasil saya juga berhasil.
Mungkin karena keheranannya dengan pertanyaan saya, ia langsung menceritakan
apa yang selama ini dia lakukan dengan susah payah, ia bercerita ketika ingin
memecahkan permainan itu, ia mengatakan seperti ini “di tidurku saya selalu
memikirkan/ sebenarnya membayangkan bagaimana memecahkan permainan, setelah
makan saya bergegas untuk mengambil catur, ketika bangun saya coba terus
sebelum mandi dan melanjutkan aktifitas, sebelum tidur saya mencoba memecahkannya
dan ini sebagai pengantar tidurku, diwaktu luangku saya mencoba lagi dan
akhirnya berhasil ketika ini saya lakukan selama seminggu”.
Coba
teman-teman menebak apa kelanjutan dari perbincangan kami? Tebak dulu sebelum
lanjut bacanya!
Ya..
saya juga terbawa arus dari keseriusannya itu dan memberitahukan kepada dia apa
hikmah dibalik semua ini, saya mengatakan inilah salah satu hikmah dari
pendidikan, kita dimudahkan menemukan ilmu dari orang-orang yang ahli. Itulah
hikmah jika kita mempelajari pendapat orang. Pada saat itu saya juga terdiam
karena mengingat perkataan plato, Alhamdulillah bertambahlah semangat saya agar
tetap rajin membaca.
Oh
iya sudah berapa rahasia dari membaca yang sudah saya beritahukan kepada
teman-teman? Alhamdulillah sudah dua rahasia yang saya beritahukan. Ok.. kita
kembali pada rahasia lain dari membaca, tapi kali ini rahasia membaca yang saya
paparkan sudah mengkrucut pada membaca teks, bukan lagi membaca dalam artian
yang universal maupun kehidupan. Ok..?
Jika
kita membaca bukunya Bobbi dePorter di seri quantumnya yakni Quantum Reader,
maka teman-teman akan menemukan alasan mengapa manusia cenderung melakukan
kesenangan dan menghindari ketidak senangan? Heeee tidak usah dijawab karena
mungkin teman-teman belum membaca bukunya Bobbi dePorter. Ok.. motivasi ada dua
jenis, pertama motivasi Intrinsik yang berkenaan dengan manfaat
pribadi dan kedua motivasi Ekstrinsik yang berkenaan dengan
manfaat untuk orang lain.
Kedua
motivasi tersebut memiliki kecendrungan masing-masing yang akan mempengaruhi
dorongan kita akan kemana. Namun ada hal yang paling mempengaruhi manusia untuk
melakukan sesuatu yakni motivasi intrinsik. Ya… motivasi intrinsiklah yang
paling mempengaruhi manusia karena ia berkenaan dengan manfaat bagi dirinya.
Bukan berarti penulis tidak melihat semangat maupun perjuangan kolektif pada
manusia, hanya saja jika kita ingin keidealan pada suatu perubahan maka
mulailah bagi diri sendiri. Lagian kebanyakan manusia beranggapan berbuat
sia-sia jika apa yang selama ini dia perbuat ternyata tidak bermanfaat bagi
dia, meskipun hal itu bermanfaat bagi orang lain.
Ok
untuk mempertegas pernyataan ini saya ingin berbagi pertanyaan seputar
entertaint.. pernahkah teman-teman menonton film 3 idiots..? apa tanggapan
teman-teman mengenai film itu..? baguskan…? Di film itu bisa kita lihat salah
satu contoh mengapa motivasi intrinsik sangat mempengaruhi kita. Apakah kalian
tahu tokoh di film itu yang bernama farhan…? Farhan menghabiskan waktunya untuk
belajar mekanika karena dengan menjadi insinyur ia akan mendapatkan pekerjaan
dan gaji yang layak, ini anggapan ayahnya. Ia mengikuti semua keinginan ayahnya
agar nantinya ia menjadi insinyur(inilah yang dimaksud motivasi ekstrinsik,
terdorong melakukan sesuatu karena dan untuk diluar diri kita), akan
tetapi bagi farhan mekanika tidaklah
bermanfaat baginya, meskipun ia bisa dalam mekanika. Dan ujung-ujungnya farhan
meminta restu kepada ayahnya agar ia bekerja menjadi fotografer meskipun gaji
sedikit yang penting bahagia. Bisa diatakan motivasi intrinsik farhan adalah
bahagia ketika menjadi fotografer.
Saya
rasa sudah jelas mengenai motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsiknya. Oh
iya mengenai kedua motivasi diatas, setelah saya pikir-pikir ternyata ada yang
luput dari pembagian Bobbi dePorter mengenai motivasi, ia luput bahwa ternyata
dalam keseharian manusia ada yang dimaksud dengan motivasi IlahiIah.
Heeeee maklumi sajalah kalau background saya pemikiran politik islam, makanya
semua konsep-konsep sering kali saya hubungkan dengan Keislaman. Tapi
setelah saya timbang-timbang kayaknya saya hanya akan membahas motivasi
intrinsik saja kemudian motivasi ekstrinsik, yaaaa,, hitung-hitung saya kan
bukan doctor, professor jadi tidak ilmiah, tolak ukur ilmiah kan kalau kita
mengutip perkataan orang besar saja atau paling barter kita mengutip buku.
Itulah hikmah kalau kita membaca,buku disamping mudah mendapatkan kebijakan,
juga mudah mengkritik.
Lantas
apa manfaat bagi kita ketika kita membaca..?
Sebelum
menjawab pertanyaan diatas, sekedar informasi bagi teman-teman kalau semua dari
tulisan ini muncul dari pengalaman penulis, efek-efek yang diberikan karena
membaca buku.
Ok..
manfaat pertama ketika membaca buku, yakni tutur perkataan menjadi
argumentative. Yach hal ini dikarenakan kebiasaan kita melihat
argumentasi-argumentasi yang ada di suatu buku sehingga kita sendiri
terpengaruhi oleh apa yang kita lihat. Nah hal ini bisa dikatakan suatu Resonansi
pikiran kita dengan buku. Ayo ngaku… tidak tau yach arti resonansi itu apa..?
iseng-iseng ajach nulisnya seperti itu, yaaaa… sebenarnya saya mau
memperlihatkan kepada kalian bahwa saya ini tau juga bahasa ilmiah(saya sadar
kok kalau gaya menulis saya di tulisan ini terlalu dibuat candaan). Ok mengenai
resonansi ini teman-teman silahkan mencari buku The Secret Of Atractor
Factor karya kanda syahril syam. Oh iya jadi lupa ngejelasin resonansi,
kalau teman-teman membaca buku itu maka kalian akan menemukan defenisi
resonansi itu adalah adanya dua buah benda yang saling tarik menarik karena
memiliki frekuensi yang sama. Misalnya pada saat kita menyetel frekuensi radio
untuk mendengarkan acara yang kita inginkan, ketika penyetelan itu sesuai dengan
acaranya, maka bunyi dech… and… selamat mendengarkan.. heeeeeeeeee…. Ok… Ok…
kali ini serius menjelaskannya.. pernah tidak teman-teman melihat seorang fans
yang rela-rela mengikuti cara bicara, gaya, ataupun penampilan artisnya.? Nah
itu juga resonansi. Ok saya rasa sudah jelas. Kembali pada rahasia ketika kita
membaca buku bahwa tutur bicara kita bisa menjadi argumentative. Oh iya kalau
mau cara cepat untuk bisa seperti ini, ketika teman-teman membaca buku
teman-teman keraskan suaranya agar intonasi berbica teman-teman bernada kayak
music. Serius… kayak sebuah nyanyian syahduuuuuuuuu…
Manfaat
kedua adalah pemikiran menjadi kritis dan imajinatif. Hal ini karena banyaknya
perbandingan pemikiran yang kita konsumsi sehingga ketika diperhadapkan dengan
pemikiran yang baru bagi teman-teman, maka teman-teman akan memperbandingkan
dengan pengetahuan kalian yang telah ada. Sehingga dalam benak terjadi
dialektika pemikiran, jika kalian tidak sepaham dengan pendapat yang
teman-teman baca, pasti dech teman-teman bilang,, ahhhhhh tidak begitu, begini
dan seterusnya. Pada saat itu pula imajinasi sudah mulai mengambil perannya
dalam benak teman-teman. Jika hal ini berlangsung terus menerus,,,, yaaaaaaa
silahkan alih profesi saja menjadi pemikir. Siapa tau laku di pasaran…
heeeeeeeeee
Manfaat
ketiga adalah memberikan tidur yang nyenyak, haaaaa. Ini serius loh kalau
membaca itu bisa buat kita nyenyak tidurnya. Secara mata lelah melihat satu
pandangan yang mengakibatkan medula kita kaku. Bagi teman-teman yang gelisah
atau tidak bisa tidur dan sebagainya yang mengganggu tidurnya teman-teman,
silahkan ikuti saran saya. Dijamin deh 1000% kalian akan nyenyak tidurnya.
Manfaat
keempat adalah cara bicara tidak error atau okkots. Saya yakin jika teman-teman
diskusi dengan orang yang rajin membaca buku, teman-teman bisa membedakan orang
tersebut betul-betul sering membaca buku atau tidak, hanya dengan memperhatikan
susunan kata atau nada suaranya. Tahu tidak karena seringnya membaca buku orang
tersebut tidak di ketahui asal daerahnya dimana.? Padahal lazimnya kita dalam
sehari-hari kita seringkali langsung mengetahui orang dengan hanya
memperhatikan/mendengarkan logatnya saja. Bisa dikatakan efek membaca membuat
alur perkataan kita menjadi berirama. Oh iya saya mau bagi-bagi informasi nih
yang pernah saya alami ketika saya di panggil untuk membawakan materi logika
dan berfikir ilmiah di organisasi daerah saya (KPM-PM). Waktu itu tidak ada
yang mengetahui kalau saya ini orang mandar, kecuali teman-teman saya waktu di
SMP dan SMA. Orang-orang pada heran
ketika saya mengaku orang mandar dan berbahasa mandar, ketika mereka mendengar
saya berbahasa mandar mereka bertanya kepada saya, “ka’ kita orang mandar ya?
Saya jawab iya saya orang mandar mang kenapa? Dia bertanya lagi dengan nada
yang heran, masaaaaa? Saya tersenyum saja liat dia begitu. Emang gue pikirin..
oh iya ada satu kisah lagi… heeeeeeeee… enak juga yah kalau sedang membicarakan
atau membanggakan diri, tidak tahu kapan berhentinya? Waktu itu saya dipanggil
membawakan DIALOG KEBENARAN oleh HMI Cab. Majene, para peserta sangat ingin
memukul saya dan bahkan diantara mereka ada yang menangis karena tidak tahan
lagi untuk memukuli saya, bisa dikatakan mereka takut kepada seniornya dan
perjanjian yang kami buat sebelum memulai dialog, mereka sangat marah kepada
saya karena semua argumentasi-argumentasi saya memandang agama islam itu
buruk-buruk apalagi ditambah ejekan kalau jilbab mereka kayak taplak meja saja.heeeeeee…
singkat cerita sayapun mengaku kepada mereka kalau saya ini juga orang islam.
Mereka terharu pada saat itu, sejenak mereka kesal tapi menundukkan kepala
mereka, seolah-olah mereka sedang intropeksi diri. Yah karena saya juga tidak
mau hal itu berlama-lamaan akhirnya saya mengejutkan mereka dengan menggunakan
bahasa mandar. Serentak semua peserta berteriak, apa? Orang mandar juga pale…
mereka mengira kalau saya ini mahasiswa diluar Sulawesi.. sudah dulu ceritanya
entar teman-teman bosan bacanya… intinya membaca buku membuat cara bicara kita
tidak error.
Sebenarnya
masih banyak manfaat-manfaat yang kita dapatka ketika membaca buku, hanya saja
manfaat-manfaat itu bagi penulis sudah sangat lazim. Misalkan menjadi cerdas
karena wawasan bertambah, memiliki banyak teman karena gampang komunikasi dan
lain sebagainya.
Adapun
motivasi ekstrinsiknya seperti bisa membanggakan orang tua karena teman-teman
sudah mendapatkan manfaat dari membaca buku dan mengaplikasikannya.
Ahhhhh
itu saja lah… sudah cukup kok..
Ok…?
Oh
iya hampir lupa, jujur saya pribadi termotivasi dari teman saya sendiri,
namanya itu Alfarisi dan Fatahullah. Dimana-mana saya melihat mereka membawa
buku untuk dia baca. Waktu itu saya ingat betul kalau saya pergi ke kampus
hanya membawa polpen saja, tapi setelah melihat mereka, Alhamdulillah saya
selalu membawa buku minimal 5 ekslempar ke kampus. Motivasi ekstrinsik ini lama
kelamaan menjadi motivasi intrinsik. Heee entah apa nama ilmiahnya yah…?
Tambahan untuk teman-teman yang masih kurang ingin membaca buku, yakni “bawalah
buku sebanyak mungkin didalam tasnya teman-teman agar teman-teman merasa rugi
jika tidak dibaca”. Secaraaaaa berat yang akan membuat kalian capek,
bayangin ajah betapa meruginya teman-teman kalau buku itu tidak dibaca..! ok…!
Jadikan itu sebagai penggerak teman-teman.
Jika
sekiranya teman-teman masih tidak mau baca buku –waduh kelewatan banget
sich..?– maka teman-teman cukup saja meniatkan membaca untuk tidur. Saya rasa
kebanyakan alasan kita tidak membaca buku itu hanya karena membuat teman-teman
cepat ngantuk, meskipun yang teman-teman baca hanya selembar atau dua lembar
saja. Saran penulis yah manfaatkan saja yang teman-teman tahu itu.
Oh
iya saya mau memberitahukan kepada teman-teman wasiat dari senior saya mengenai
membaca buku. Ia mengatakan seperti ini “jika sekiranya kemalasan untuk membaca
masih ada dalam benak kita sebisa mungkin membacalah untuk tidur, jika hal ini
kita lakukan secara terus menerus maka akan timbul kejenuhan dan akan membuat
niat kita bertambah satu langkah kedepan yakni membaca hanyalah cemilan,
setelah itu membaca karena kebutuhan dan yang terakhir membaca karena memang
kita cinta akan membaca. Mengenai wasiat ini jujur saya pernah menjalaninya dan
Alhamdulillah sampai pada level ke empat. Saya ingat betul perkataan teman saya
ketika saya selesai membaca buku, mereka mengatakan seperti ini “ededeh entong
kalau baca buku tidak na dengarki biar itu teriakki di telinganya”. Saya tahu
mereka mengatakan seperti ini dari pengakuan teman-teman saya sendiri. Mungkin
itu suatu teguran bagi saya, sehingga saya pernah dilanda sakit mata selama 3
bulan, yaaaaaaaa taulah mungkin terlalu memaksakan diri membacanya.. heeee jadi
rindu masa-masa itu. Jujur kalau sekarang saya mulai lagi menerapkan 4 proses
tersebut karena saya sendiri sempat fakum untuk baca banyak buku seperti dulu.
Yaaah mungkin karena factor dulu saya sakit mata makanya sekarang sudah tidak
terlalu tahan banting.
Ok
kalau teman-teman masih belum bisa sepenuhnya mau untuk membaca, saya akan
membagi-bagikan metode membaca yang mengasikkan dan tidak membutuhkan waktu
berlama-lama di satu tempat saja.
Teringat
dengan pernyataan Ali Syari’ati kira-kira seperti ini “bahwa perubahan suatu
masyarakat sangat dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat tersebut menggunakan METODE
yang tepat”. Hal ini ia kemukakan ketika ingin mebandingkan mana yang lebih
mempengaruhi perubahan suatu masyarakat, apakah kecerdasan ataukah penggunaan
metode yang tepat? Singkat kata bandingkan ajach mana yang lebih mempengaruhi
dunia plato atau Thomas alfa edisson? Coba teman-teman bandingkan siapa yang
lebih mempengaruhi dunia dan mana yang lebih cerdas. Dalam pengakuan ali
syari’ati plato itu lebih cerdas sedangkan yang lebih mempengaruhi dunia Thomas
Alfa Edisson. Baca deh bukunya Ali Syari’ati yang berjudul Paradigma Kaum
Tertindas.
Bukan
berarti penulis ingin mendikotomikan antara metode dan kecerdasan. Memang betul
bahwasanya metode tidak akan bisa diterapkan kalau kita tidak memiliki
kecerdasan/kemampuan/wacana. Apa yang mau kita tulis kalau tidak punya wacana?
Tapi yang perlu teman-teman camkan baik-baik, bahwa menggunakan metode dalam
membaca membuat kita lebih Efektif dan Efisien. Makanya dalam tulisan ini yang
terakhir saya tulis adalah metodenya. Oh iya satu hal lagi bahwa saya sama
sekali tidak menganggap metode yang saya paparkan nantinya adalah cara yang
paling benar diantara cara-cara yang lain. Huuufffgh,,, gitulah manusia selalu
berdebat metode dan tujuannya itu sendiri terkadang diabaikan. Ya’ kayak debat
agama gituuuuuu. Damai bro…
Sebenarnya
sih teman-teman cukup membaca buku quantum reader supaya tau metode membaca
yang mengasikkan dan lebih cepat. Oh iya satu lagi bukunya Jalaluddin Rakhmat yang
berjudul belajar cerdas belajar berbasis otak. Itu perlu tuh. Serius!
Pertama
bagaimana menimbulkan agar kita bisa membaca dengan mengasikkan.?
Ada empat hal yang membuat itu bisa
tercapai, Pertama tentukan bahwa membaca buku itu manfaatnya apa bagi
saya? Ketika teman-teman mengetahui jelas manfaat membaca, maka jadikan itu
sebagai motivasi penggeraknya teman-teman. Akan dengan sendirinya teman-teman
menyadari perbuatan tersebut merupakan hal yang tidak sia-sia. Heeeeeeeee kayak
ustads saja cara jawabnya.. hee. Sudah saya jelaskan pikiran sederhananya
manusia itu menghindari bahaya dan mendekati kebahagiaan. Kebahagiaan diraih
karena kita menemukan kemanfaatan pada
sesuatu. Yang Kedua, ciptakan suasana yang aman dan nyaman. Jika
sekiranya teman-teman lebih suka membaca kalau terhambur bukunya, yaaaah
silahkan buat suasana itu seperti demikian yang penting teman-teman nyaman
lakukan saja. Jujur saya pribadi lebih suka kalau berserakan buku di
sekelilingku, kalau ka’ ramset lebih senang kalau rapi. Keduanya hanyalah cara
bukanji masalah apakah ini benar atau salah, ini hanya masalah nyaman atau
tidak. Heeeeee sekali lagi hanya masalah nyaman. Yang Ketiga, bayangkan
anda dalam keadaan tenang/masuk ke kondisi Alfa(konsentrasi tapi santai man).
Setelah itu duduk rapi tutup mata, atur pernapasan. Kalau sudah merasa nyaman
buka mata yaaaaaaaa karena kalau tidak saya jamin kamu tidak akan membaca buku.
Heeeeeee. Yang keempat, gangguan diminimalisir. Tutup pintu kek, pasang
pengumuman jangan gangguka karena lagi membacaka, atau apa kek…
Terus
yang kedua, gimana cara membaca cepat.?
Pertama menggunakan keterampilan
mata. Dalam keterampilan mata ini teman-teman cukup menggunakan dua fokus,
yakni Focus halus dan tri-focus. Focus halus itu memperhatikan diatas tulisan
bukan hurufnya. Sebenarnya yang membuat kita lambat dalam membaca karena kita
terlalu focus pada huruf-huruf suatu kata. Ok saya akan berikan ilustrasi
sedikit mengenai ini. Coba teman-teman melihat satu arah saja misalkan pohon
mangagga, nah kemudian saya mau nanya nich, teman-teman lihat tidak serong
kanan maupun kirinya teman-teman tanpa meliriknya langsung/tidak usah gerakkan
bola matanya. Sedangkan tri-fokus itu mengambil tiga kata dari tulisan yang
teman-teman baca. Orang yang memperkenalkan cara ini adalah Steve Snyder.
Misalnya begini kalau mau ambil tiga-tiga saja. Saya mau pergi kepasar membeli
ikan. Seperti ini (saya mau pergi)---(kepasar membeli ikan).. ok mudah-mudahan
dimengerti. Hee
Kedua menggunakan keterampilan
tangan. Teman-teman tahu tidak tanda ceklis atau tanda benar… atau gunakan
telunjuk dan jempolnya terus lihat baik-baik tanda ceklis toh..? heee.. oh iya
kenapa tangan juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat keterampilan membaca.
Sebenarnya tangan berfungsi untuk mengarahkan visualisasi kita terhadap apa
yang terlihat. Teman-teman silahkan coba sendiri dan bandingkan mana yang lebih
cepat menggunakan tangan atau tidak. Atau pernah tidak teman-teman mengaji
pakai lidi penunjuk tulisan al-qur’an yaaaaah kayak gitu. Fungsi lainnya kalau
tangan kita berbentuk itu ketika membaca buku, teman-teman akan lebih mudah
membuka lembar berikutnya. Ok…! Coba ajach mudah-mudahan berhasil masukannya.
Sebenarnya
masih ada yang ingin saya sampaikan ke teman-teman mengenai membaca, yakni
bagaimana memahami apa yang ingin disamaikan oleh penulis. Hanya saja bagi
penulis hal itu tidaklah terlalu penting. Yaaaa boro-boro mau pahami kandungan
buku, nenbaca saja jarang.
Saran
saya mengenai memahami buku atau pendapat orang lain, cukup dengan memposisikan
diri teman-teman terhadap kandungan buku tersebut dan membiasakan memiliki
makna tersendiri terhadap symbol yang disampaikan.
Ok..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar