Selasa, 12 Juni 2012

THE SECRET OF READ

Salah seorang mahasiswa di UIN Alauddin Makassar memiliki prinsip hidup Lebih Baik Menyalakan Lilin Daripada Mengutuk Kegelapan Dan Lebih Baik Menyalakan Lilin Daripada Menyanjung Terang. Prinip tersebut terbentuk karena sekitarnya yang ia amati begitu sangat banyak yang pesimis dan arogan terhadap pengetahuannya. Yach prinsip tersebut sebagai bahan untuk melawan keduanya. Yang pesimis dilawan dengan keoptimisan dan yang arogan dilawan dengan kesederhanaan. Kedua hal tersebut dilihat dari sudut pandang kemampuan.
Ya… kemampuan… oh iya mahasiswa tersebut adalah Busman Arifin, yaaa saya sendiri.
Terlepas dari interpretasi teman-teman terhadap lilin dan ciri-cirinya secara filosofis (otak kiri banget sih yang dominan, sekali-kali pake yang kanan dong, lebih IMAJINATIF and lebih BERKUALITAS), tapi yang jelasnya makna lilin bagi penulis adalah tolak ukur kemampuan. Saya harus akui bahwa makna lilin secara filosofis itu lemah karena akan redup dan mati, yaaaa kalau kalian masih memaknai lilin itu seperti demikian, Okelah lebih baik menjadi cahaya dari pada redup dan terang.
Lantas dengan apa kemampuan itu bisa diukur?(bukan dengan meteran ya… ok..?)
Dengan membaca,,, yaaa hanya dengan membaca..
Pernahkah kalian membuka Qur’an surah AL ALAQ?
Coba kalian simak baik-baik ayat demi ayat serta keterhubungan antar ayat tersebut…! Kalian akan menemukan bahwa pemikiran orang lain bisa di ukur dari perbuatannya, karena ucapan merupakan hasil yang keluar dari pemikiran (baca komunikasi). Sangat jelas bahwa yang mengajari kita adalah Tuhan sendiri dengan bimbingan kalamnya. Dengan kalamnya manusia mengetahui apa yang tidak diketahui sebelumnya, sehingga mengetahui rahasia Ilahi. Dengan kalamnya Tuhan memiliki perpanjangan tangan yakni Rasulullah, Rasulullah pun memiliki perpanjangan tangan yakni orang-orang yang ahli.
Pernahkah kalian membaca atau mendengar pesan dari plato, ia mengatakan kira-kira redaksinya seperti ini “gunakanlah waktu luangmu untuk membaca pemikiran orang lain, karena dengan itu kalian mudah mendapatkan kebijaksanaan yang bersusah payah ia dapatkan. Waktu saya membaca pesan plato di sampul buku berfikir seperti filosof ini, saya sendiri membuat kata-kata bijak yakni “Mendahulukan Pemikiran Itu Penting, Asalkan Kita Mampu Bijak Dengan Pemikiran Orang Lain Karena Pemikiran Orang Lain Itu Memudahkan Kita Menemukan Kebijakan”. Sedikit saya bercerita kepada kalian –menyangkut pesan plato ini– kisah nyata yang saya alami ketika teman saya dikampung memberitahukan kepada saya rumus permainan catur agar bisa memakan semua pion dengan hanya menggunakan kuda. Yang ituuuuuuuu… hanya sebagian saja mejanya. Nah pada saat itu ketika saya mencoba apa yang diberitahukan kepada saya dan berhasil, sejenak saya bercanda kepada teman saya ini. Saya bertanya kepada dia “apakah berbeda hasil yang kau dapatkan dengan hasil yang saya dapatkan?” sejenak ia diam dan menanggapi serius pertanyaan itu. Akhirnya ia menjawab pertanyaan itu dengan keheranan yang tidak saya mengerti(secara saya hanya bercanda) iya, yach.. sama! Sayapun membalas dengan cepat… iya nassami sama, kamu berhasil saya juga berhasil. Mungkin karena keheranannya dengan pertanyaan saya, ia langsung menceritakan apa yang selama ini dia lakukan dengan susah payah, ia bercerita ketika ingin memecahkan permainan itu, ia mengatakan seperti ini “di tidurku saya selalu memikirkan/ sebenarnya membayangkan bagaimana memecahkan permainan, setelah makan saya bergegas untuk mengambil catur, ketika bangun saya coba terus sebelum mandi dan melanjutkan aktifitas, sebelum tidur saya mencoba memecahkannya dan ini sebagai pengantar tidurku, diwaktu luangku saya mencoba lagi dan akhirnya berhasil ketika ini saya lakukan selama seminggu”.
Coba teman-teman menebak apa kelanjutan dari perbincangan kami? Tebak dulu sebelum lanjut bacanya!
Ya.. saya juga terbawa arus dari keseriusannya itu dan memberitahukan kepada dia apa hikmah dibalik semua ini, saya mengatakan inilah salah satu hikmah dari pendidikan, kita dimudahkan menemukan ilmu dari orang-orang yang ahli. Itulah hikmah jika kita mempelajari pendapat orang. Pada saat itu saya juga terdiam karena mengingat perkataan plato, Alhamdulillah bertambahlah semangat saya agar tetap rajin membaca.
Oh iya sudah berapa rahasia dari membaca yang sudah saya beritahukan kepada teman-teman? Alhamdulillah sudah dua rahasia yang saya beritahukan. Ok.. kita kembali pada rahasia lain dari membaca, tapi kali ini rahasia membaca yang saya paparkan sudah mengkrucut pada membaca teks, bukan lagi membaca dalam artian yang universal maupun kehidupan. Ok..?
Jika kita membaca bukunya Bobbi dePorter di seri quantumnya yakni Quantum Reader, maka teman-teman akan menemukan alasan mengapa manusia cenderung melakukan kesenangan dan menghindari ketidak senangan? Heeee tidak usah dijawab karena mungkin teman-teman belum membaca bukunya Bobbi dePorter. Ok.. motivasi ada dua jenis, pertama motivasi Intrinsik yang berkenaan dengan manfaat pribadi dan kedua motivasi Ekstrinsik yang berkenaan dengan manfaat untuk orang lain.
Kedua motivasi tersebut memiliki kecendrungan masing-masing yang akan mempengaruhi dorongan kita akan kemana. Namun ada hal yang paling mempengaruhi manusia untuk melakukan sesuatu yakni motivasi intrinsik. Ya… motivasi intrinsiklah yang paling mempengaruhi manusia karena ia berkenaan dengan manfaat bagi dirinya. Bukan berarti penulis tidak melihat semangat maupun perjuangan kolektif pada manusia, hanya saja jika kita ingin keidealan pada suatu perubahan maka mulailah bagi diri sendiri. Lagian kebanyakan manusia beranggapan berbuat sia-sia jika apa yang selama ini dia perbuat ternyata tidak bermanfaat bagi dia, meskipun hal itu bermanfaat bagi orang lain.
Ok untuk mempertegas pernyataan ini saya ingin berbagi pertanyaan seputar entertaint.. pernahkah teman-teman menonton film 3 idiots..? apa tanggapan teman-teman mengenai film itu..? baguskan…? Di film itu bisa kita lihat salah satu contoh mengapa motivasi intrinsik sangat mempengaruhi kita. Apakah kalian tahu tokoh di film itu yang bernama farhan…? Farhan menghabiskan waktunya untuk belajar mekanika karena dengan menjadi insinyur ia akan mendapatkan pekerjaan dan gaji yang layak, ini anggapan ayahnya. Ia mengikuti semua keinginan ayahnya agar nantinya ia menjadi insinyur(inilah yang dimaksud motivasi ekstrinsik, terdorong melakukan sesuatu karena dan untuk diluar diri kita), akan tetapi  bagi farhan mekanika tidaklah bermanfaat baginya, meskipun ia bisa dalam mekanika. Dan ujung-ujungnya farhan meminta restu kepada ayahnya agar ia bekerja menjadi fotografer meskipun gaji sedikit yang penting bahagia. Bisa diatakan motivasi intrinsik farhan adalah bahagia ketika menjadi fotografer.
Saya rasa sudah jelas mengenai motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsiknya. Oh iya mengenai kedua motivasi diatas, setelah saya pikir-pikir ternyata ada yang luput dari pembagian Bobbi dePorter mengenai motivasi, ia luput bahwa ternyata dalam keseharian manusia ada yang dimaksud dengan motivasi IlahiIah. Heeeee maklumi sajalah kalau background saya pemikiran politik islam, makanya semua konsep-konsep sering kali saya hubungkan dengan Keislaman. Tapi setelah saya timbang-timbang kayaknya saya hanya akan membahas motivasi intrinsik saja kemudian motivasi ekstrinsik, yaaaa,, hitung-hitung saya kan bukan doctor, professor jadi tidak ilmiah, tolak ukur ilmiah kan kalau kita mengutip perkataan orang besar saja atau paling barter kita mengutip buku. Itulah hikmah kalau kita membaca,buku disamping mudah mendapatkan kebijakan, juga mudah mengkritik.
Lantas apa manfaat bagi kita ketika kita membaca..?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, sekedar informasi bagi teman-teman kalau semua dari tulisan ini muncul dari pengalaman penulis, efek-efek yang diberikan karena membaca buku.
Ok.. manfaat pertama ketika membaca buku, yakni tutur perkataan menjadi argumentative. Yach hal ini dikarenakan kebiasaan kita melihat argumentasi-argumentasi yang ada di suatu buku sehingga kita sendiri terpengaruhi oleh apa yang kita lihat. Nah hal ini bisa dikatakan suatu Resonansi pikiran kita dengan buku. Ayo ngaku… tidak tau yach arti resonansi itu apa..? iseng-iseng ajach nulisnya seperti itu, yaaaa… sebenarnya saya mau memperlihatkan kepada kalian bahwa saya ini tau juga bahasa ilmiah(saya sadar kok kalau gaya menulis saya di tulisan ini terlalu dibuat candaan). Ok mengenai resonansi ini teman-teman silahkan mencari buku The Secret Of Atractor Factor karya kanda syahril syam. Oh iya jadi lupa ngejelasin resonansi, kalau teman-teman membaca buku itu maka kalian akan menemukan defenisi resonansi itu adalah adanya dua buah benda yang saling tarik menarik karena memiliki frekuensi yang sama. Misalnya pada saat kita menyetel frekuensi radio untuk mendengarkan acara yang kita inginkan, ketika penyetelan itu sesuai dengan acaranya, maka bunyi dech… and… selamat mendengarkan.. heeeeeeeeee…. Ok… Ok… kali ini serius menjelaskannya.. pernah tidak teman-teman melihat seorang fans yang rela-rela mengikuti cara bicara, gaya, ataupun penampilan artisnya.? Nah itu juga resonansi. Ok saya rasa sudah jelas. Kembali pada rahasia ketika kita membaca buku bahwa tutur bicara kita bisa menjadi argumentative. Oh iya kalau mau cara cepat untuk bisa seperti ini, ketika teman-teman membaca buku teman-teman keraskan suaranya agar intonasi berbica teman-teman bernada kayak music. Serius… kayak sebuah nyanyian syahduuuuuuuuu…
Manfaat kedua adalah pemikiran menjadi kritis dan imajinatif. Hal ini karena banyaknya perbandingan pemikiran yang kita konsumsi sehingga ketika diperhadapkan dengan pemikiran yang baru bagi teman-teman, maka teman-teman akan memperbandingkan dengan pengetahuan kalian yang telah ada. Sehingga dalam benak terjadi dialektika pemikiran, jika kalian tidak sepaham dengan pendapat yang teman-teman baca, pasti dech teman-teman bilang,, ahhhhhh tidak begitu, begini dan seterusnya. Pada saat itu pula imajinasi sudah mulai mengambil perannya dalam benak teman-teman. Jika hal ini berlangsung terus menerus,,,, yaaaaaaa silahkan alih profesi saja menjadi pemikir. Siapa tau laku di pasaran… heeeeeeeeee
Manfaat ketiga adalah memberikan tidur yang nyenyak, haaaaa. Ini serius loh kalau membaca itu bisa buat kita nyenyak tidurnya. Secara mata lelah melihat satu pandangan yang mengakibatkan medula kita kaku. Bagi teman-teman yang gelisah atau tidak bisa tidur dan sebagainya yang mengganggu tidurnya teman-teman, silahkan ikuti saran saya. Dijamin deh 1000% kalian akan nyenyak tidurnya.
Manfaat keempat adalah cara bicara tidak error atau okkots. Saya yakin jika teman-teman diskusi dengan orang yang rajin membaca buku, teman-teman bisa membedakan orang tersebut betul-betul sering membaca buku atau tidak, hanya dengan memperhatikan susunan kata atau nada suaranya. Tahu tidak karena seringnya membaca buku orang tersebut tidak di ketahui asal daerahnya dimana.? Padahal lazimnya kita dalam sehari-hari kita seringkali langsung mengetahui orang dengan hanya memperhatikan/mendengarkan logatnya saja. Bisa dikatakan efek membaca membuat alur perkataan kita menjadi berirama. Oh iya saya mau bagi-bagi informasi nih yang pernah saya alami ketika saya di panggil untuk membawakan materi logika dan berfikir ilmiah di organisasi daerah saya (KPM-PM). Waktu itu tidak ada yang mengetahui kalau saya ini orang mandar, kecuali teman-teman saya waktu di SMP  dan SMA. Orang-orang pada heran ketika saya mengaku orang mandar dan berbahasa mandar, ketika mereka mendengar saya berbahasa mandar mereka bertanya kepada saya, “ka’ kita orang mandar ya? Saya jawab iya saya orang mandar mang kenapa? Dia bertanya lagi dengan nada yang heran, masaaaaa? Saya tersenyum saja liat dia begitu. Emang gue pikirin.. oh iya ada satu kisah lagi… heeeeeeeee… enak juga yah kalau sedang membicarakan atau membanggakan diri, tidak tahu kapan berhentinya? Waktu itu saya dipanggil membawakan DIALOG KEBENARAN oleh HMI Cab. Majene, para peserta sangat ingin memukul saya dan bahkan diantara mereka ada yang menangis karena tidak tahan lagi untuk memukuli saya, bisa dikatakan mereka takut kepada seniornya dan perjanjian yang kami buat sebelum memulai dialog, mereka sangat marah kepada saya karena semua argumentasi-argumentasi saya memandang agama islam itu buruk-buruk apalagi ditambah ejekan kalau jilbab mereka kayak taplak meja saja.heeeeeee… singkat cerita sayapun mengaku kepada mereka kalau saya ini juga orang islam. Mereka terharu pada saat itu, sejenak mereka kesal tapi menundukkan kepala mereka, seolah-olah mereka sedang intropeksi diri. Yah karena saya juga tidak mau hal itu berlama-lamaan akhirnya saya mengejutkan mereka dengan menggunakan bahasa mandar. Serentak semua peserta berteriak, apa? Orang mandar juga pale… mereka mengira kalau saya ini mahasiswa diluar Sulawesi.. sudah dulu ceritanya entar teman-teman bosan bacanya… intinya membaca buku membuat cara bicara kita tidak error.
Sebenarnya masih banyak manfaat-manfaat yang kita dapatka ketika membaca buku, hanya saja manfaat-manfaat itu bagi penulis sudah sangat lazim. Misalkan menjadi cerdas karena wawasan bertambah, memiliki banyak teman karena gampang komunikasi dan lain sebagainya.
Adapun motivasi ekstrinsiknya seperti bisa membanggakan orang tua karena teman-teman sudah mendapatkan manfaat dari membaca buku dan mengaplikasikannya.
Ahhhhh itu saja lah… sudah cukup kok..
Ok…?
Oh iya hampir lupa, jujur saya pribadi termotivasi dari teman saya sendiri, namanya itu Alfarisi dan Fatahullah. Dimana-mana saya melihat mereka membawa buku untuk dia baca. Waktu itu saya ingat betul kalau saya pergi ke kampus hanya membawa polpen saja, tapi setelah melihat mereka, Alhamdulillah saya selalu membawa buku minimal 5 ekslempar ke kampus. Motivasi ekstrinsik ini lama kelamaan menjadi motivasi intrinsik. Heee entah apa nama ilmiahnya yah…? Tambahan untuk teman-teman yang masih kurang ingin membaca buku, yakni “bawalah buku sebanyak mungkin didalam tasnya teman-teman agar teman-teman merasa rugi jika tidak dibaca”. Secaraaaaa berat yang akan membuat kalian capek, bayangin ajah betapa meruginya teman-teman kalau buku itu tidak dibaca..! ok…! Jadikan itu sebagai penggerak teman-teman.
Jika sekiranya teman-teman masih tidak mau baca buku –waduh kelewatan banget sich..?– maka teman-teman cukup saja meniatkan membaca untuk tidur. Saya rasa kebanyakan alasan kita tidak membaca buku itu hanya karena membuat teman-teman cepat ngantuk, meskipun yang teman-teman baca hanya selembar atau dua lembar saja. Saran penulis yah manfaatkan saja yang teman-teman tahu itu.
Oh iya saya mau memberitahukan kepada teman-teman wasiat dari senior saya mengenai membaca buku. Ia mengatakan seperti ini “jika sekiranya kemalasan untuk membaca masih ada dalam benak kita sebisa mungkin membacalah untuk tidur, jika hal ini kita lakukan secara terus menerus maka akan timbul kejenuhan dan akan membuat niat kita bertambah satu langkah kedepan yakni membaca hanyalah cemilan, setelah itu membaca karena kebutuhan dan yang terakhir membaca karena memang kita cinta akan membaca. Mengenai wasiat ini jujur saya pernah menjalaninya dan Alhamdulillah sampai pada level ke empat. Saya ingat betul perkataan teman saya ketika saya selesai membaca buku, mereka mengatakan seperti ini “ededeh entong kalau baca buku tidak na dengarki biar itu teriakki di telinganya”. Saya tahu mereka mengatakan seperti ini dari pengakuan teman-teman saya sendiri. Mungkin itu suatu teguran bagi saya, sehingga saya pernah dilanda sakit mata selama 3 bulan, yaaaaaaaa taulah mungkin terlalu memaksakan diri membacanya.. heeee jadi rindu masa-masa itu. Jujur kalau sekarang saya mulai lagi menerapkan 4 proses tersebut karena saya sendiri sempat fakum untuk baca banyak buku seperti dulu. Yaaah mungkin karena factor dulu saya sakit mata makanya sekarang sudah tidak terlalu tahan banting.
Ok kalau teman-teman masih belum bisa sepenuhnya mau untuk membaca, saya akan membagi-bagikan metode membaca yang mengasikkan dan tidak membutuhkan waktu berlama-lama di  satu tempat saja.
Teringat dengan pernyataan Ali Syari’ati kira-kira seperti ini “bahwa perubahan suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat tersebut menggunakan METODE yang tepat”. Hal ini ia kemukakan ketika ingin mebandingkan mana yang lebih mempengaruhi perubahan suatu masyarakat, apakah kecerdasan ataukah penggunaan metode yang tepat? Singkat kata bandingkan ajach mana yang lebih mempengaruhi dunia plato atau Thomas alfa edisson? Coba teman-teman bandingkan siapa yang lebih mempengaruhi dunia dan mana yang lebih cerdas. Dalam pengakuan ali syari’ati plato itu lebih cerdas sedangkan yang lebih mempengaruhi dunia Thomas Alfa Edisson. Baca deh bukunya Ali Syari’ati yang berjudul Paradigma Kaum Tertindas.
Bukan berarti penulis ingin mendikotomikan antara metode dan kecerdasan. Memang betul bahwasanya metode tidak akan bisa diterapkan kalau kita tidak memiliki kecerdasan/kemampuan/wacana. Apa yang mau kita tulis kalau tidak punya wacana? Tapi yang perlu teman-teman camkan baik-baik, bahwa menggunakan metode dalam membaca membuat kita lebih Efektif dan Efisien. Makanya dalam tulisan ini yang terakhir saya tulis adalah metodenya. Oh iya satu hal lagi bahwa saya sama sekali tidak menganggap metode yang saya paparkan nantinya adalah cara yang paling benar diantara cara-cara yang lain. Huuufffgh,,, gitulah manusia selalu berdebat metode dan tujuannya itu sendiri terkadang diabaikan. Ya’ kayak debat agama gituuuuuu. Damai bro…
Sebenarnya sih teman-teman cukup membaca buku quantum reader supaya tau metode membaca yang mengasikkan dan lebih cepat. Oh iya satu lagi bukunya Jalaluddin Rakhmat yang berjudul belajar cerdas belajar berbasis otak. Itu perlu tuh. Serius!
Pertama bagaimana menimbulkan agar kita bisa membaca dengan mengasikkan.?
            Ada empat hal yang membuat itu bisa tercapai, Pertama tentukan bahwa membaca buku itu manfaatnya apa bagi saya? Ketika teman-teman mengetahui jelas manfaat membaca, maka jadikan itu sebagai motivasi penggeraknya teman-teman. Akan dengan sendirinya teman-teman menyadari perbuatan tersebut merupakan hal yang tidak sia-sia. Heeeeeeeee kayak ustads saja cara jawabnya.. hee. Sudah saya jelaskan pikiran sederhananya manusia itu menghindari bahaya dan mendekati kebahagiaan. Kebahagiaan diraih karena kita menemukan  kemanfaatan pada sesuatu. Yang Kedua, ciptakan suasana yang aman dan nyaman. Jika sekiranya teman-teman lebih suka membaca kalau terhambur bukunya, yaaaah silahkan buat suasana itu seperti demikian yang penting teman-teman nyaman lakukan saja. Jujur saya pribadi lebih suka kalau berserakan buku di sekelilingku, kalau ka’ ramset lebih senang kalau rapi. Keduanya hanyalah cara bukanji masalah apakah ini benar atau salah, ini hanya masalah nyaman atau tidak. Heeeeee sekali lagi hanya masalah nyaman. Yang Ketiga, bayangkan anda dalam keadaan tenang/masuk ke kondisi Alfa(konsentrasi tapi santai man). Setelah itu duduk rapi tutup mata, atur pernapasan. Kalau sudah merasa nyaman buka mata yaaaaaaaa karena kalau tidak saya jamin kamu tidak akan membaca buku. Heeeeeee. Yang keempat, gangguan diminimalisir. Tutup pintu kek, pasang pengumuman jangan gangguka karena lagi membacaka, atau apa kek…
Terus yang kedua, gimana cara membaca cepat.?
            Pertama menggunakan keterampilan mata. Dalam keterampilan mata ini teman-teman cukup menggunakan dua fokus, yakni Focus halus dan tri-focus. Focus halus itu memperhatikan diatas tulisan bukan hurufnya. Sebenarnya yang membuat kita lambat dalam membaca karena kita terlalu focus pada huruf-huruf suatu kata. Ok saya akan berikan ilustrasi sedikit mengenai ini. Coba teman-teman melihat satu arah saja misalkan pohon mangagga, nah kemudian saya mau nanya nich, teman-teman lihat tidak serong kanan maupun kirinya teman-teman tanpa meliriknya langsung/tidak usah gerakkan bola matanya. Sedangkan tri-fokus itu mengambil tiga kata dari tulisan yang teman-teman baca. Orang yang memperkenalkan cara ini adalah Steve Snyder. Misalnya begini kalau mau ambil tiga-tiga saja. Saya mau pergi kepasar membeli ikan. Seperti ini (saya mau pergi)---(kepasar membeli ikan).. ok mudah-mudahan dimengerti. Hee
            Kedua menggunakan keterampilan tangan. Teman-teman tahu tidak tanda ceklis atau tanda benar… atau gunakan telunjuk dan jempolnya terus lihat baik-baik tanda ceklis toh..? heee.. oh iya kenapa tangan juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat keterampilan membaca. Sebenarnya tangan berfungsi untuk mengarahkan visualisasi kita terhadap apa yang terlihat. Teman-teman silahkan coba sendiri dan bandingkan mana yang lebih cepat menggunakan tangan atau tidak. Atau pernah tidak teman-teman mengaji pakai lidi penunjuk tulisan al-qur’an yaaaaah kayak gitu. Fungsi lainnya kalau tangan kita berbentuk itu ketika membaca buku, teman-teman akan lebih mudah membuka lembar berikutnya. Ok…! Coba ajach mudah-mudahan berhasil masukannya.
Sebenarnya masih ada yang ingin saya sampaikan ke teman-teman mengenai membaca, yakni bagaimana memahami apa yang ingin disamaikan oleh penulis. Hanya saja bagi penulis hal itu tidaklah terlalu penting. Yaaaa boro-boro mau pahami kandungan buku, nenbaca saja jarang.
Saran saya mengenai memahami buku atau pendapat orang lain, cukup dengan memposisikan diri teman-teman terhadap kandungan buku tersebut dan membiasakan memiliki makna tersendiri terhadap symbol yang disampaikan.
Ok..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar