Selasa, 12 Juni 2012

MAHASISWA DAN FINANCIAL PROBLEM

Berawal dari memposisikan diri dan berusaha realistis menghadapi kehidupan selaku mahasiswa. Financial merupakan salah satu dimensi yang sangat dominan dikehidupan ini, bahkan sampai-sampai ada yang beranggapan bahwa time is money, segala-galanya adalah uang dan banyak lagi anggapan-anggapan seputar financial. Nah,, kemudian apa tanggapan teman-teman mengenai financial? Apakah teman-teman juga menganggap financial sama dengan yang tadi? Silahkan jawab mumpung gratis,, heee.
Terlepas dari anggapan teman-teman, saya ingin berbagi pengalaman dan gagasan kepada teman-teman seputar financial problem semampu kecakapan penulis. Tapi sebelum itu marilah sejenak kita merefleksikan diri kita bahwa perihal financial merupakan hal yang mutlak untuk kehidupan kita sehari-hari.
Sebagai mahasiswa yang memiliki tiga fungsi (perubah, penyambung dan suri tauladan) dalam suatu mansyarakat merupakan beban tambahan kita selaku anak dari orang tua kita masing-masing. Terkadang kita hanya terfokus pada tiga fungsi utama seorang mahasiswa, sehingga lalai akan tanggung jawab sebagai anak. Orang tua kita mengharapkan kelak kita memiliki pekerjaan yang layak dengan menyekolahkan kita setinggi-tingginya.  Begitulah orang tua kita yang hanya melihat hasil dari pendidikan kita, hal tersebut meski kita bijaki karena kita adalah manusia yang berpendidikan. Harapan dan tumpuan orang tua bukanlah penghambat dari aktifitas kita, melainkan hal itu adalah stafet awal kita melangkah. Langkah demi langkah kita lalui, yang nantinya akan membuat kepribadian menjadi mapan, kemapanan tersebut jua diraih dari jeritan dan do’a orang tua kita. Sebagai anak kita memiliki tanggung jawab untuk membanggakan mereka, hal ini karena orang tua kita ingin agar ia tetap abadi. Keabadian orang tua adalah kesuksesan dan kebahagiaan yang kita rasakan/raih.
Kemelut yang dihadapi orang tua untuk membiayai kuliah kita tidak semudah membalikkan telapak tangan, mereka banting tulang untuk memenuhi pembayaran SPP, buku, pakaian dan lain-lain yang menurutnya adalah kesiapan anda untuk kuliah. Tapi apakah teman-teman pernah berpikir, bahwa ada fase/waktu tertentu dimana orang tua mengalami paceklik financial? Sampai-sampai untuk makan seharipun sangat susah apatah lagi untuk membiayai kalian. Jika apa yang mereka alami berada pada posisi kalian, saya sendiri tidak menjamin kalau teman-teman mampu untuk bertahan.
Financial problem bagaikan dua kutub yang saling berlawanan, terkadang membahagiakan dan terkadang membahayakan. Hal itu sangat tergantung pada mindset kita mempersepsikan kehidupan ini. Tapi terkadang tidak bisa kita pungkiri bahwa lingkungan juga bisa mempengaruhi pendapat seseorang mengenai diri kita. Pendapat umum menilai bahwa kaya diasosiasikan dengan bahagia, sedang miskin diasosiasikan dengan bahaya/menderita. Tapi ingat bahwa kebahagiaan maupun membahayakan (baca: otak reptil) sangat tergantung pada mindset kita mempersepsikan suatu objek. Ok…!
Perlu saya tekankan pada teman-teman bahwa yang kita bahas disini pendapat umum saja karena dasar pertimbangan penulis melihat persepsi itu sangat subjektif makanya susah untuk dijelaskan. Biarlah yang subjektif itu tetap dalam diri kita masing-masing sebagai penguat kita menghadapi financial problem.
Ok..! setelah apa yang kita refleksikan bersama ini mudah-mudahan memiliki hikmah tersendiri bagi kita. Amin..!
Lantas masalah finansial bagaimana yang dialami oleh mahasiswa? Tadi saya sudah menggambarkan salah satu masalah dari finansial mahasiswa meskipun dari segi eksternalnya dan masih banyak yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman dan kali ini menyangkut financial problem internalnya mahasiswa. Tahu nggak bahwa mahasiswa memiliki 1001 masalah finansial yang tidak bisa diselesaikan ketika masih berstatus mahasiswa dan juga berstatus sarjana.? Nanti saya jelaskan secara garis umumnya saja dimana letak ketidak siapan kita menghadapi dunia ketika sarjana. (diulas lebih dalam di pembahasan membangun kepercayaan diri dan kreatifitas).
1.      Aktifitas seorang mahasiswa dan financial problemnya
Teman-teman masih ingat ngak tulisan saya yang berjudul Dekonstruksi Senioritas Mahasiswa? Ada tiga kecendrungan seorang mahasiswa, yakni akademisi, aktifis dan hedonis. Ketiga kecendrungan ini memiliki aktifitasnya tersendiri, yang tentunya perbedaan cara mereka mengisi waktu luangnya menciptakan karakter yang mereka anggap sebagai kemapanan. Bisa dikatakan zona nyaman tersebut akan membuat mahasiswa terpenjara karena tidak menggunakan kreatifitas dan kepercayaan diri yang lebih.
Terlepas  dari tiga kecendrungan diatas ada istilah yang menarik dari kalangan mahasiswa itu sendiri, yakni istilah 3 K. K pertama,yakni kampus: aktifitas-aktifitas yang berkenaan dengan dunia akademik seperti keilmuan, kreatifitas, dan pembelajaran entah aktifitas intra maupun ekstra kampus. K kedua, yakni kost: aktifitas-aktifitas yang berkenaan dengan peristirahatan mereka setelah pulang dari kampus. K ketiga,yakni kakus: aktifitas-aktifitas yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan primernya yang sekaligus membuat energy baru seperti makan, minum dan berbelanja.
Dari istilah 3 K ini masing-masing membutuhkan financial dan ini merupakan problem mahasiswa untuk melanjutkan aktifitasnya. Bayangkan berapa pengeluaran yang dibutuhkan seorang mahasiswa yang notabenenya bisa dikatakan tidak memiliki penghasilan? Emang sich mahasiswa memiliki penghasilan tapiiii,, penghasilan kiriman tiap bulannya dari orang tua mereka. Terkadang mahasiswa juga dijuluki dengan PENGANGGURAN yang berpendidikan. Pernah ngak teman-teman kedatangan tamu dan teman-teman menyiapkan makanan ala kadarnya kepada tamu kalian? Serentak tamu itu memaklumi karena dalam mindstreamnya, mahasiswa ngak punya penghasilan. Yaaaah wajar kalau cuman begini, begitu dan seterusnya.
Coba kita hitung-hitung ada berapa pengeluaran mahasiswa, dimaulai dari Kampus, ada berapa buku yang teman-teman perlukan untuk kebutuhan wawasan? Ada berapa ongkos yang dibutuhkan untuk mengurusi aktifitas organisasi ekstra maupun intra kampus? Ada berapa ongkos yang dibutuhkan ketika mengerjakan tugas seperti makalah, skripsi dan lain-lainnya? Ada berapa ongkos yang dibutuhkan untuk pembayaran SPP? Dan masih banyak yang dibutuhkan yang teman-teman alami sendiri. Kedua Kost, ada berapa ongkos pembayaran kostnya setiap tahun? Ada berapa ongkos pembayaran listrik setiap bulannya? Ada berapa ongkos untuk membeli peralatan istirahat yang teman-teman keluarkan? Dan masih banyak tentunya, yaaaa itu teman-teman sendiri yang tahu. Ketiga Kakus, ada berapa ongkos makan yang teman-teman belanjakan setiap harinya? Ada berapa pakaian baru yang teman-teman butuhkan dan ongkosnya berapa? Dan tentunya kalian lebih tahu kebutuhan yang diperlukan. Coba teman-teman kalkulasi pengeluarannya teman-teman selama ini ada berapa Rp. …..,..(silahkan di isi mumpung ada kesempatan, nanti saya bantu managemennya bagaimana!)
Tahukah teman-teman bahwa otak manusia memiliki 3 kualitas (triune) yang akan mendorongnya melakukan kesiapan hidup? Otak reptile: biasanya otak reptile ini disebut sebagai otak jadul (sebenarnya saya yang bilang bukan ilmuwan. heeeee). Otak Reptile ini merupakan awal evolusi manusia yang hanya berfungsi pada pengetahuan fisik saja. Sehingga perilaku kita yang berkaitan dengan otak reptile ini hanya pada putaran mempertahankan hidup dan mengembangkan spesies. Kedua otak Mamalia: yakni otak yang memiliki tingkat yang lebih berkualitas, ia mengatur perasaan kita. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif. Yang ketiga Neokorteks: tingkat tertinggi dari otak manusia dimana ia memiliki dan memberikan pada manusia berupa, kecerdasan, berpikir, mengambil keputusan dan sebagainya. Waduh saya kewalahan juga nich jelasinnya secaraaaaa saya kan bukan anak kedokteran. Tapi hal ini saya ketahui ketika membaca buku-buku yang berkenaan dengan otak, diantaranya Quantum Learning, belajar cerdas belajar berbasis otak karya jalaluddin rakhmat, 7 keajaiban rezeki karya ippho santosa. Dan masih banyak deeeeeh.. maklumi aja saya menulis ini hasil ingatan juga sich.heeeee…   oh iya bagi teman-teman yang sering belajar filsafat islam otak yang kayak ginian nich bisa teman-teman ketahui dan pahami dengan mudah kalau teman-teman tahu tentang persepsi indra, khayal dan akal. Penulis takjub dengan filosof kita… ok…! Kayaknya ada yang tidak beres nich? Apa yaaaa? Oooooooh ternyata yang kita bahas kali ini adalah mahasiswa dan financial problem. Trussss apa kaitan antara otak triune manusia dan financial problem mahasiswa?
Sekedar mencocok-cocokan.heeee.. cocoklogy man
Mahasiswa yang tidak memiliki penghasilan adalah ia yang hanya menggunakan otak rerptilnya saja. Bahwa ia telah mengungkung kepercayaan dirinya dan kreatifitasnya dalam mempersiapkan kehidupannya kelak. Ada berapa senior-senior kita yang sarjana tidak memiliki pekerjaan? Hal ini terjadi karena ia tidak pernah mengasah kemampuannya (baca tulisan saya the secret of read) dalam hal financial. Ia berada pada zona nyaman kiriman orang tua. Sehingga ketika lulus kaget dengan dunia pekerjaan. Penulis tidak mengelak bahwa organisasi intra maupun ekstra kampus bisa membantu tumbuhnya kepercayaan diri dan kreatifitas. Tapi bagi penulis itu tidak cukup. Terkadang idealitas mahasiswa diruntuhkan oleh UANG, jujur saya mengutuk mahasiswa seperti ini. Seringkali aksi demonstrasi yang biasa dilakukan mahasiswa tidak lagi murni suara RAKYAT tapi suara BIROKRAT. Yaaaaaa kalian tahu sendiri lah, siapa diantara kalian yang begini. Bukan berarti saya menolak demonstrasi, bahkan menurut penulis itu yang mesti kita pertahankan (meskipun penulis tidak pernah ikut demo.. heee).
Salah satu alasan penulis mengenggap hal demikian tidak cukup, itu karena atas dasar pertimbangan pengamatan penulis. Sedikit berbagi pengalaman kepada teman-teman mengenai organisasi yang saya geluti. Saya aktif di organisasi ekstra kampus HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Saya ingat betul waktu kami ingin mengadakan secret untuk tempat kami berekspresi, Kami tidak memiliki dana untuk pengadaan secret, jalan yang kami temukan adalah membuat proposal agar secret bisa kami dapatkan. Tahulah proposal itu tujuannya bagaimana. Nah pada saat itu saya mengecam teman-teman, dengan tegas saya mengatakan APA PERBEDAAN KALIAN DENGAN PENGEMIS? Tidak… saya tidak sepakat dengan ini… tapi lama kelamaan saya punya saran kepada teman-teman. Saya bilang ke teman-teman bagaimana kalau kita membuat tulisan untuk kita jual ke dekan dan stafnya. Alhamdulillah karena itu kami dapatkan secret bahkan bisa membuat kegiatan pemilihan ketua komisariat dan rakernya. Kalau teman-teman minat dengan tulisan (bulletin sudah 3 kali terbit) kami, HMI kom. Ushuluddin dan Filsafat, teman-teman silahkan kontak kami di nomor 081343636616 atas nama Busman Arifin, 085242078710 atas nama M. Fadli. Dan 085341939283 atas nama Dian Andriawan. Heeeeee kesempatan iklan.. asyiiiiiik…!
Dari pengalaman ini saya menganggap bahwa terkadang kegiatan organisasi bisa terhambat, salah satunya karena tidak memiliki dana. Sering kali organisasi-organisasi mengandalkan PROPOSAL dalam menyelesaikan permasalahannya, yang pada akhirnya mereka tidak menyadari bahwa dengan begitu mereka merendahkan dan mengungkung kreatifitasnya. Pernah nggak teman-teman mendengar plesetan mengenai proposal? Yang itu… bahwa yang ditakutkan pemerintah adalah proposal. Ayo ngaku sering kan canda-canda gitu?
Bagaimana teman-teman masih merasa senang di zona nyaman?
Ok lah kalau gitu… kali ini saya akan membantu teman-teman meskipun hanya lewat tulisan yang sangat sederhana ini. Dengan kemampuan penulis yang sangat minim ini, saya ingin memperlihatkan kepada teman-teman betapa pentingnya menyelesaikan financial problem kita.
2.      Membangun kepercayaan diri dan kreatifitas
Telah penulis paparkan ketidak cukupan aktif di organisasi intra maupun ekstra kampus untuk mengembangkan kepercayaan diri dan kreatifitas. Lantas apa yang kita butuhkan untuk mendapatkan kepercayaan diri dan kreatifitas yang lebih? Tidak usah terburu-buru jawabnya, dengan pertanyaan tadi. Ok..?
Bisa dikatakan bahwa tujuan kita disekolahkan orang tua kita, agar kelak kita mendapatkan pekerjaan yang layak dan mendapatkan gaji yang setimpal. Dengan bersekolah setinggi-tingginya maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan lebih mudah. Hanya saja terkadang banyak diantara sarjana baru yang tidak siap dengan dunia kerja yang memiliki syarat, aturan dan kebijakan tertentu sesuai dengan keinginan instansi/perusahaan, hal tersebut karena adanya kesenjangan antara apa yang dilakukan selama kuliah dan dunia pekerjaan/berbisnis itu sendiri. Dibangku kuliah, penilaian lebih banyak ditekankan pada keberhasilan menguasai teori yang dibuktikan dengan nilai hasil ujian yang tinggi, sedang dunia kerja lebih mengutamakan aplikasi dan nilai kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai teori. Sedikit gambaran mengenai hal ini, coba teman-teman ingat semasa SMU apa yang teman-teman rasakan perbedaannya dengan masuk kuliah, Ada nggak kesenjangan diantara keduanya.? Kalau saya pribadi keduanya memiliki kesenjangan. Nah hal inilah yang menjadi faktor sehingga ketidak siapan sarjana muda menghadapi dunia yang realistis. Kebutuhan manusia akan uang tidak bisa kita sepelekan. Belum lagi ketika kalian ingin menikah pasti membutuhkan kesiapan mental maupun materil. Bukan berarti penulis men-tuhan-kan uang, tapi sekali lagi penulis mengawali tulisan ini karena memposisikan diri dan berusaha realistis menghadapi kehidupan selaku mahasiswa yang notabenenya membutuhkan uang dalam kebutuhan sehari-hari. tidak usahlah saya jelaskan ulang yang 3 K. ok..?
Sedikit saya bercerita kepada teman-teman mengenai hal diatas. Sebut saja namanya Hamka, ia adalah mahasiswa yang sangat cerdas dan rajin. Aktifitasnya membaca buku, mengerjakan tugas kuliah, sarjana tepat waktu. Ia pun aktif di organisasi intra maupun ekstra kampus bahkan dikedua organisasi yang ia geluti itu ia pernah menjadi pionir/ketua organisasinya. Ia banyak mengetahui teori-teori dan bahkan sapaan akrabnya Prof Hamka.
Dalam benaknya meningkatkan kualitas diri (sebenarnya nilai/IPK tinggi) maka ia akan dengan mudah medapatkan pekerjaan. Ia seorang lulusan filsafat. Ia pun sering menjadi pembicara ketika ada seminar-seminar. Ahhhhh pokoknya hebatlah… singkat cerita, diawal kelulusannya menyandang gelar sarjana filsafat ia merasa asing dengan keadaan dunia baru yakni dunia pekerjaan/perusahaan. Berbulan-bulan setelah lulus dia tidak memiliki pekerjaan, sampai pada akhirnya ia bekerja di perusahaan yang bernama PEGADAIAN, yang itu tuh.. mengatasi masalah tanpa masalah.heeee
Hamka tidak diterima di perusahaan/instansi pemerintahan karena dia tidak lulus tes wawancara dan psikotes. Ia rela menerima pekerjaan itu, meskipun tidak sesuai dengan jurusannya karena hanya ingin menghilangkan rasa malunya. Yaaaa supaya tidak dikenal sebagai pengangguran.
Sangat jelas jika kesenjangan dunia perkuliahan dan dunia pekerjaan/perusahaan sangat jauh, akan menimbulkan efek yang fatal bagi kita sendiri. Agar kesenjangan dunia perkuliahan dan dunia kerja/bisnis tidak mengalami kesenjangan yang jauh, maka ada baiknya kita memulai bekerja/berbisnis semenjak masih kuliah.
Tidak ada salahnya mencuri start dari teman-teman yang lain, bahkan dengan memilih jalan ini kita akan mengasah kemandirian/kepercayaan diri dan kreativitas. Mandiri karena mampu menghidupi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung pada orang tua, apalagi bergantung pada orang lain. Ingat, ketergantungan pada orang lain lambat laun akan meruntuhkan harga diri. Sementara itu, kreativitas akan tumbuh karena dalam membangun usaha pasti akan ditemukan berbagai masalah dan rintangan, nah.. untuk menyelesaikan keduanya dibutuhkan sikap kreatif.
           
Menjadi Mahasiswa Mandiri dan Kreatif
1.      Usaha atau Kerja?
Khusus pembahasan ini saya akan mengulas secara singkat buku 7 Keajaiban Rezeki karya Ippho Santosa, alasannya sederhana karena saya terkesima terhadap ippho santosa, bagaimana dia menjelaskan keajaian-keajaiban rezeki dengan sentuhan islami. Di buku tersebut ippho menegaskan bahwa bukunya itu hanya memperlihatkan bagaimana metode untuk mendapatkan rezeki dengan cepat.
Hal yang paling menarik yang penulis dapatkan karena ia dengan gamblang menjelaskan rezeki dengan pendekatan bagian otak manusia, yakni belahan kiri dan kanan. Sedikit informasi bagi teman-teman yang tidak terbiasa tengan pembahasan otak manusia, bahwasanya belahan otak kiri maupun kanan kita memiliki fungsi masing-masing yang memengaruhi kita entah itu sadar atau tidak sadar. Dualisme otak inilah yang membuat manusia sering berfikir serba biner. Kiri-kanan, kalah-menang, lambat-cepat dan lain-lain.
Sejak 1810 Joseph Gall telah menemukan bahwa pusat pikiran dan perasaan manusia itu berada di otak. Bukan di hati atau di jantung. Sampai sekarang pakar-pakar meng-amin-kan temuan tersebut. Kolom di bawah ini memperlihatkan perbedaan belahan otak kiri dan belahan otak kanan.

Otak kiri
Otak kanan
Rasional, terkait IQ
Emosional, terkait SQ
Kognitif, logis
Afektif, intuitif
Realistic, analistik
Imajinatif, artistic
Kuantitaif, aritmatik
Kuaalitatif, spasial
Serial, linear
Parallel, lateral
Terencana, kausal
Tak terencana, impulsive
Segmental, focus
Holistic, difus
Verbal, eksplisit
Visual, implisit
Intrapersonal, self-centric
Interpersonal, other-centric
Motorik kanan
Motorik kiri

Ippho Santosa mengkalasifikasikan bahwa pekerjaan dan usaha/berdagang itu adalah sesuatu yang berbeda. Pekerjaan identik dengan orang yang dominan otak kirinya, sedang usaha/berdagang itu identik dengan orang yang dominan otak kanannya. Bisa dikatakan orang-orang yang memiliki orientasi untuk bekerja, ia harus mengikuti prosedur, aturan dan  kebijakan perusahaan atau instansi. Bahasa sederhananya ya’ bawahan. Menurutnya orang-orang seperti ini adalah orang yang suka diatur-atur alias cara berfikirnya sistematis. Heeee
Tahukah teman-teman bahwa sekitar 80 sampai 85 persen adalah orang-orang yang dominan otak kirinya sedang sisanya orang yang dominan otak kanannya.? Tahukah teman-teman bahwa orang yang sukses lebih sedikit daripada yang pas-pasan? Yaaaah bisa dibilang orang yang kreatif itu hanya sedikit.
Teman-teman silahkan pilih mau yang mana?
Saya yakin teman-teman pasti lebih memilih untuk usaha ketimbang bekerja. Lagian sebagai mahasiswa kita diharuskan untuk berktifitas yang tidak mengganggu perkuliahan. Jika bekerja, banyak waktu yang kita sia-siakan dan tidak produktif untuk diri kita sendiri. Coba teman-teman amati tempat-tempat yang menyediakan karyawan, ada berapa waktu setiap harinya yang harus kita penuhi? 8 jam,, yaaa 8 jam, itu adalah waktu yang normal bagi pekerja. Setelah teman-teman memilih untuk menjadi wirausahawan, ada empat sifat utama atau kebiasaan yang diperlukannya, yakni Mandiri, Prestatif, Swakendali dan Bisa Melihat Peluang. Intinya pengalaman/pengembangan diri dan kreatifitas.
2.      Management
Dari keempat sifat yang kita butuhkan ini saya sudah menjelaskan secara panjang lebar 2 poin diantaranya yakni mandiri dan prestatif. Dua poin lainnya(swakendali dan melihat peluang) itu berkenaan dengan managemen kita. Saya pisahkan pembahasan itu agar lebih mudah dimengerti.
Pada pembahasan ini saya merujuk pada 2 buku yang menurut saya perlu saya bagikan kepada teman-teman. Buku tersebut kuliah kelar bisnis lancar karya Rudi H. Paeru dan Juwita R dan mengubah hutang menjadi kekayaan karya malahayati. Masing-masing dari buku ini memperlihatkan saya pada managemen waktu dan keuangan. Meskipun penjelasan dari buku itu masih sangat sederhana penulis menganggap bahwa inilah yang paling efektif untuk kita lakukan sebagai pemula.
Kebanyakan dari kita sangat minim akan pengetahuan mengenai management, termasuk saya sebelumnya. Maksudnya sebelum membaca keduaa buku itu. Secara mendasar taman-teman tahu dulu tentang LEAD, yaitu list, estimate, allow dan decide.
List (daftarkan): Terlebih dahulu daftarkan semua kegiatan ataupun kebutuhan(keuangan) teman-teman kalau bisa jangan ada yang terlewatkan. Masalah list ini teman-teman bisa membuatnya dalam bentuk perhari, ataupun perminggu dan bahkan pertahun.
Estimate (perkiraan): Perkirakan waktu dan pengeluaran yang teman-teman anggap memungkinkan untuk dilakukan/diselesaikan.
Allaw (berikan): Usahakan berikan waktu tenggang diantara aktifitas yang teman-teman lakukan dan berikan modal kaget karena tidak jarang waktu dan uang yang kita perkirakan justru tidak cukup.
Decide (putuskan): setelah semua rencana tersusun, putuskan mana diantaranya yang lebih di prioritaskan.
Perhatikan kolom dibawah ini.                                                                                                     
KETERANGAN
PENTING
KURANG PENTING
MENDESAK
KUADRAN I
KUADRAN II
KURANG MENDESAK
KUADRAN III
KUADRAN IV

Masalah kolom diatas sangat membantu kita untuk menentukan skala prioritas dan mana yang mesti kita dahulukan. Teman-teman perlu ingat bahwa management ini bisa berlaku pada waktu, uang, pengembangan modal cita-cita atau apalah yang menyangkut kehidupan teman-teman.
Ø  Kuadran I (mendesak dan penting): hal yang paling di dahulukuan/ segera di tangani
Ø  Kuadran II (mendesak dan kurang penting): kecermatan kita menemukan cara dan efisien untuk kegiatan.
Ø  Kuadran III (kurang mendesak dan penting): masalah ini harus kita lakukan terus menerus karena terkadang jika kita lakukan hal ini selama terus-terusan maka ia akan menjadi kuadran pertama.
Ø  Kuadran IV (kurang mendesak dan kurang penting): masalah ini saya rasa tidak usahlah teman-teman lakukan karena hanya membuang-buang tenaga.

Yaaaa seperti inilah yang meski kita ketahui bersama bahwa menentukan skala prioritas membutuhkan kemampuan dan kecermatan yang lebih.
Kemudian apa yang meski kita lakukan sekarang?
Cari bisnis yang tidak menyita waktu teman-teman sehingga teman-teman masih memiliki waktu luang untuk belajar. Ingat belajar…belajar… dan belajar… itu skala prioritas yang utama.

Cara Melihat Peluang.
Saya mengetahui cara menerapkan melihat peluang ketika mengikuti INTERMEDIT HMI. CAB. PANGKEP. Materinya itu berjudul IDIOPOLITORSTRATAK, teman-teman silahkan baca tulisan saya ANALISIS SWOT YANG MASIH LEMAH. Untuk bisa melihat peluang perlu kiranya kita mengenali diri dan kenali diluar diri kita. Teman-teman pasti taulah siapa ahli straegi perang china? Sun Tsu yang itu The Art Of War. Perhatikan kolom dibawah ini!
INTERNAL
EKSTERNAL
KEKUATAN
PELUANG
KELEMAHAN
HAMBATAN
Jika teman-teman mengetahui keempatnya secara pasti kemungkinan akan gagal itu akan minim. Sebenarnya saya tidak terlalu sepakat dengan analisis swot ini hanya saja pertimbangan bahwa penulis melihat sebagai awal itu tidak jadi masalah. Saya pernah membaca dibukunya ippho mengenai analisis swot ternyata akhir-akhir ini pakar-pakar cenderung mengotak-atik analisa menjadi analisis TOWS, yang mana tumpuannya pada masa depan dan aspek eksternal ketimbang analisis SWOT yang tumpuannya pada masa sekarang dan segi eksternal. Tapi jujur nih, sebelum membaca bukunya ippho saya sendiri sudah punya analisis dan ternyata sama dengan para pakar itu.. ternyata saya hebat juga yach? Haaaaa
Kembali ke analisis SWOT. Teman-teman tidak usah khawatir dibantah bukan berarti tidak bisa di terapkan. Yaaaa sederhananya kita butuh dulu motivasi instrinsik setelah itu motivasi ekstrinsik. Saya melihat bahwa memposisikan diri akan kemampuan sangatlah dibutuhkan. Jika sekiranya teman-teman hanya melihat aspek sekarang dan internal saja, bagi penulis itu tidak jadi masalah. Kan teman-teman akan bosan juga kalau hanya itu, nah pada saat bosan pasti teman-teman akan melangkah ke tahap selanjutnya yakni ke aspek masa depat dan eksternal. Saya tidak akan menjelaskan lebih panjang mengenai analisis swot itu sendiri, karena terlalu teoritis. Tetapkan saja apa kemampuan maupun kelemahannya teman-teman dan ada nggak kesempatan maupun hambatannya untuk mencapai tujuannya teman-teman. Minimal ketika mengetahui itu semua akan ada cara yang teman-teman tersendiri miliki dari keadaan yang teman-teman hadapi. Yaaaah kalian kan bukan anak kecil. Heee
Dari buku-buku yang saya baca mengenai bisnis, saya selalu menemukan dalam buku tersebut kiat-kiat untuk memulai usaha dan usaha apa yang kita inginkan. Tapi lewat tulisan yang sederhana ini, saya tidak akan menuliskan hal tersebut ke teman-teman. Saya cukup memberikan gambaran saja dari apa yang saya lakukan. Misalkan saya memiliki kemampuan menulis dan membawakan materi. Pasti saya akan mencari peluang untuk mendapatkan usaha dari kemampuan/kekuatanku yakni dengan cara mengumpulkan semua tulisan saya menjadi buku dan saya akan jual ke orang yang berminat. Adapun menjual-jual krupuk keliling itu adalah selingan untuk mendapatkan uang yang lebih. Saya tidak merasa membuang-buang waktu ketika membawa kerupuk saya, justru saya melatih kemampuan berkhayal ketika diatas motor dan mendapatkan inspirasi baru ketika melihat kios-kios. Nah sekarang cari tahu kemampuan teman-teman itu dimana dan gunakan kemampuan teman-teman, sering-seringlah melatih kreatifitas dan kepercayaan dirinya teman-teman, agar tidak terjadi kesenjangan yang jauh ketika teman-teman sudah lulus/sarjana. Ingat financial tidak bisa kita sepelekan karena ia merupakan salah satu dimensi kehidupan.
Bagi saya uang bukanlah segala-galanya, tapi dengan mendapatkan kebutuhan sehari-hari harus dengan uang kalau tidak mencuri namanya…heeeee
Aktifitas yang saya lakukan adalah mendahulukan cita-cita saya, memiliki usaha di masa kuliah hanyalah latihan agar tidak mengalami kesenjangan dan kaget menghadapi dunia yang realistis ini. Minimal financial problem bukan lagi problem yang menakutkan.
Sebenarnya pada kesempatan ini saya ingin memberikan informasi kepada teman-teman bahwa tulisan ini berat bagi saya untuk saya terbitkan karena sampai sekarangpun penulis belum bisa dikatakan sebagai orang sukses. Secaraaaaa hanya jualan krupuk saja penghasilannya itu pas-pasan. Jujur saya hanya ingin berbagi pengetahuan kepada teman-teman dari buku yang saya baca dan sedikit pengalaman yang penulis alami. Teman-teman silahkan baca tulisan saya yang berjudul The Secret Of Read (rahasia membaca). Penulis memiliki cita-cita sebagai PENULIS DAN DOSEN. Saya teringat dan kagum dari apa yang dikatakan oleh Mulla Shadra (filsuf muslim) bahwa “PENULIS ADALAH IA YANG MEWUJUDKAN PEMBICARAAN”. Saya ingin ditemani untuk berdiskusi, haus akan khazanah kekayaan islam. Sayapun teringat dengan kata-kata Ippho Santosa bahwa “KETIKA KEINGINANMU SELARAS DENGAN SEKITARMU/LINGKUNGANMU MAKA KEINGINANMU AKAN BERSAYAP”. Jujur awal mula saya ingin menjadi penulis/rajin menulis, waktu itu saya merasakan bahwa disekitarku tidak peduli denganku, saya merasa hidup di kehidupan ini terasa diabaikan, hingga pada waktu itu saya bertanya kepada seniorku, namanya itu kanda Nur Ramadhan Laudhu (Ka’ Ragend) dengan apa yang saya rasakan saat ini. Dengan bijaknya ia berkata De’ SEMUA MANUSIA AKAN PERNAH MERASAKAN BAHWA IA DALAM KEADAAN TERPURUK (ia kutip dari perkataannya Kang Jalal). Mungkin karena beliau adalah guru saya, sayapun akhirnya semangat lagi. Waktu itu bertepatan dengan seringnya saya membuat diary sayapun menulis di diaryku tepatnya hari kamis tanggal 27 Januari 2011 “KETERPURUKAN TIDAKLAH MEMBUATMU TERSINGKIR DARI KEHIDUPAN INI, MELAINKAN KARENA KETERPURUKAN YANG KAU SADARI INI YANG MEMBUATMU BANGKIT DAN AKAN MENGANTARMU PADA KESUKSESAN. Ingat PIJAKAN DARI KESUKSESAN ADALAH KESADARAN” bukan KEGAGALAN. Alahamdulillah dari yang suka DISKUSI menjadi suka MENULIS. Itulah salah satu kebangkitanku, bukan keterpurukan. Sebanarnya kerena ditenangkan dengan kata-katanya ka’ ragend. Heeeee… Jadi terharu nulisnya.
terima kasih….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar